BAHAYA MEMBELA KEBATILAN DAN PENGIKUTNYA


قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : ” مَنْ نَصَرَ بَاطِلًا وَهُوَ يَعْلَمُهُ، فَلَا يَزَالُ فِي سَخَطِ اللهِ حَتَّى يَدَعَ مَا قَالَ”

Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Barangsiapa membela suatu kebatilan sedangkan ia dalam keadaan mengetahuinya, maka ia senantiasa dimurkai Allah sehingga ia meninggalkan apa yang dikatakannya (dalam membela kebatilan, pent).”

(Hadits ini diriwayatkan dari Abdullah bin Umar Radhiyallahu ‘Anhuma. Dan derajatnya dinyatakan SHOHIH oleh Syaikh Al-Albani rahimahullah di dalam Silsilatu Al-Ahadits Ash-Shohihah Juz I Halaman 798 nomor.437).

2 PENYEBAB UTAMA TERJADINYA SEGALA KEBURUKAN DAN KESENGSARAAN

2_PENYEBAB_UTAMA_TERWUJUDNYA_SEGALA_KEBAIKAN_DI_DUNIA_DAN_AKHIRAT

✓1. Mentauhidkan Allah Ta’ala dalam beribadah kepada-Nya, dan
✓2. Mengikuti tuntunan dan petunjuk Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam dalam setiap perkara agama.

Dan sebaliknya,

2_PENYEBAB_UTAMA_TERJADINYA_SEGALA_KEBURUKAN_DAN_KESENGSARAAN

✓1. Berbuat Syirik kepada Allah (yakni menyekutukan Allah dengan makhluk-Nya dalam rububiyyah, uluhiyyah dan nama-nama dan sifat-Nya)
✓2. Menyelisihi dan menentang petunjuk Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam dengan berbuat Bid’ah (mengada-adakan dan membuat perkara baru) dalam perkara agama.

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata: “Barangsiapa yang memperhatikan keadaan alam ini, niscaya dia akan mendapati bahwa setiap kebaikan di bumi ini penyebabnya adalah mentauhidkan Allah dan beribadah hanya kepada-Nya serta taat kepada Rasul-Nya. Sebaliknya, setiap keburukan, fitnah, musibah, kekeringan, serangan musuh dan lain sebagainya yang terjadi di alam ini, penyebabnya adalah menyelisihi (petunjuk dan tuntunan) Rasulullah dan seruan dakwah (mengajak manusia agar beribadah) kepada selain Allah.” (Lihat Majmu’ Fatawa Ibnu Taimiyah, XV/25).

SALAFI ADALAH MUSUH TERBESAR TERORISME

🇸🇦🌹🇸🇦 #SALAFI_ADALAH_MUSUH_TERBESAR_TERORISME 🇸🇦🌹🇸🇦

Ceramah yang menggelegar disampaikan oleh Syaikh Sulaiman Ar-Ruhaili -Imam dan Khatib Masjid Quba serta Ulama Sunnah yang mengajar di Masjid Nabawi kota Madinah-.

Video ini terdapat bantahan dan sanggahan telak dan mutlak bagi yang masih menuduh, memfitnah, mendustakan, merendahkan mengejek, menduga, mendakwa, menyalahkan Salafiyyiin (orang-orang Salafi pengikut Manhaj As-Salafus Sholih dalam beragama) Ahlus Sunnah Wal Jama’ah dan negeri Tauhid, Arab Saudi (Semoga Allah menjaga negeri tersebut beserta seluruh negeri kaum muslimin.)

Video ini diterjemahkan oleh ustadz Fauzi Rifaldi admin di Suara Madinah.

MANFAAT ANAK SHOLIH BAGI KEDUA ORANG TUA

KABAR_GEMBIRA_BAGI_KEDUA_ORANG_TUA_KITA

Syaikh Al-Albani rahimahullah berkata: “Amalan-amalan Sholih yang dilakukan oleh seorang anak yang Sholih, maka kedua orangtuanya akan mendapatkan pahala sebagaimana pahala (amal sholih) anaknya, tanpa mengurangi pahalanya sedikitpun. Hal ini dikarenakan anak merupakan usaha (jeri payah) kedua orangtuanya.

Dan Nabi shallallahu’alaihi wasallam pernah bersabda:

(إن أطيب ما أكل الرجل من كسبه، وإن ولده من كسبه)

“Sebaik-baik makanan adalah apa yang dimakan oleh seseorang dari usaha (jerih payah)nya sendiri. Dan sesungguhnya anaknya itu termasuk dari usaha (jerih payah)nya sendiri.”

(Lihat kitab Ahkamul Jana-iz karya Syaikh Al-Albani halaman 126-127).

Semoga Allah Ta’ala menjadikan kita sebagai hamba-hamba-Nya yang Sholih, dan menganugerahkan kepada kita semua anak-anak keturunan yang Sholih. Aamiin.

DA’I KOTA DAN DA’I DESA SEMUANYA DIUJI OLEH ALLAH

Setiap manusia yang hidup di Dunia ini pasti menghadapi ujian dan cobaan, baik berupa kebaikan maupun keburukan.

Manusia yang paling berat cobaannya adalah para Nabi dan Rasul, kemudian setelahnya adalah para ulama Robbani yang senantiasa berupaya mengikuti jalan hidup dan petunjuk para Nabi dan Rasul.

Oleh karenanya, siapapun dari para ulama dan da’i yang terjun di medan dakwah dalam rangka mengajak manusia agar beribadah hanya kepada Allah dan menjauhi segala bentuk peribadatan kepada selain-Nya pasti menghadapi ujian dan cobaan yang berat.

Sama saja, apakah mereka berdakwah di desa, pedalaman maupun yang berdakwah di kota.

Diantara bentuk cobaan dan ujian yang dihadapi para da’i adalah sebagai berikut:

  1. Ditolak dan ditentang oleh masyarakat secara terang-terangan, bahkan ada yang diusir dan dilukai secara fisik.
  2. Dicaci maki dan difitnah atau dituduh secara keji dan dusta.
  3. Diuji dengan berbagai macam penyakit pada dirinya atau keluarganya.
  4. Mengalami krisis ekonomi atau kefakiran.
  5. Dilapangkan rezekinya oleh Allah.
  6. Menjadi orang yang terkenal di berbagai tempat (populer namanya).
  7. Mendapatkan kedudukan yang tinggi di tengah masyarakat.
  8. Dan lain-lain.

Semoga Allah senantiasa menjadikan kita semua sebagai hamba-hamba-Nya yang senantiasa ikhlas, ridho dan sabar dalam menghadapi berbagai ujian dan cobaan. Aamiin.

PILIHLAH_TEMAN_DEKAT_YANG_MEMBUATMU_CINTA_KEPADA_AKHIRAT

Sufyan Ats-Tsauri (seorang ulama generasi Atba’u At-Tabi’in) rahimahullah mengatakan:

ليكن جليسك من يزهدك في الدنيا ويرغبك في الآخرة وإياك ومجالسة أهل الدنيا الذين يخوضون في حديث الدنيا فانهم يفسدون عليك دينك وقلبك“

Hendaknya teman dekatmu adalah orang yang senantiasa membuatmu zuhud (tidak rakus dan ambisi) terhadap (kemewahan harta benda) dunia dan yang membuatmu cinta kepada (kehidupan) akhirat. Dan janganlah engkau berteman  dekat dengan para pencari dunia yang larut dalam obrolan dunia. Karena, mereka akan merusakkan agamamu dan hatimu.”

(Hilyatul Auliya’ Wa Thobaqotul Ashfiya’ karya Abu Nu’aim Al-Ashfahani VII/82)

DAHSYATNYA KEUTAMAAN SEDEKAH DAN MEMAAFKAN KESALAHAN ORANG LAIN SERTA BAHAYA MEMINTA-MINTA TANPA HAK

Dari Abdurrahman bin ‘Auf Radhiyallahu ‘Anhu, ia berkata: Rasulullah Shallallahu ‘Aalaihi Wasallam bersabda:

  • ثلاثٌ أُقسِمُ عليهِنَّ : ما نقَصَ مالٌ قطُّ من صدقةٍ ، فتصدَّقُوا ، ولا عَفَا رجلٌ عن مَظلمةٍ ظُلِمَها إلا زادَهُ اللهُ تعالَى بِها عِزًّا ، فاعفُوا يزِدْكمُ اللهُ عِزًّا ، ولا فتَحَ رجلٌ على نفسِهِ بابَ مَسألةٍ يَسألُ الناسَ إلا فتَحَ اللهُ عليه بابَ فقْرٍ

“Ada Tiga hal yang aku bersumpah atas ketiganya:

  1. Tidaklah berkurang harta benda dikarenakan sedekah, maka hendaklah engkau bersedekah.
  2. Tidaklah seorang hamba memaafkan suatu kezholiman yang menimpa dirinya, melainkan Allah Ta’ala menambahkan kemuliaan kepadanya. Maka maafkanlah, niscaya Allah menambahkan kemuliaan kepadamu.
  3. Dan tidaklah seorang hamba membuka pintu meminta-minta kepada orang lain (bukan karena keadaan darurat dan kebutuhan mendesak), melainkan Allah membukakan baginya pintu kefakiran.”

(HR. Ahmad no.1674, Al-Bazzar no.1032, dan Abu Ya’la no.849. Dan derajatnya di-SHOHIH-kan oleh Syaikh Al-Albani rahimahullah di dalam Shohih Al-Jami’ nomor.3025).

10 SEBAB PENCEGAH SIKSA NERAKA

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata: “Apabila seorang mukmin berbuat suatu keburukan, maka hukumannya (bisa jadi) tercegah baginya dengan sepuluh sebab berikut ini:

  1. Dia bertaubat dari (perbuatan buruknya), lalu Allah mengampuni dosanya, karena orang yang bertaubat dari perbuatan dosa bagaikan orang yang tidak memiliki dosa. Atau,
  2. Ia beristighfar (memohon ampunan kepada Allah atas dosanya), lalu Allah mengampuninya. Atau,
  3. Ia melakukan kebaikan-kebaikan yang dapat menghapuskan keburukan-keburukannya, karena memang amalan-amalan kebaikan dapat menghapuskan dosa-dosa keburukan. Atau,
  4. Saudara-saudaranya yang beriman senantiasa mendoakan kebaikan dan memohonkan ampunan baginya dalam keadaan ia masih hidup atau sudah mati. Atau,
  5. Mereka menghadiahkan kepadanya pahala amal-amal sholih mereka, lalu Allah menjadikannya bermanfaat baginya. Atau,
  6. Ia mendapatkan syafa’at Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam (pada hari Kiamat). Atau,
  7. Allah mengujinya di dunia dengan berbagai macam musibah yang dapat menghapuskan dosa-dosanya. Atau,
  8. Allah memberinya ujian di alam Barzakh (alam kubur) dengan sesuatu hal yang membinasakannya yang dapat menghapuskan dosa-dosanya. Atau,
  9. Allah memberikan ujian kepadanya di Padang Mahsyar dengan huru-hara pada hari Kiamat yang dapat menghapuskan dosa-dosanya. Atau,
  10. Allah yang Maha Penyayang melimpahkan rahmat-Nya kepadanya.

Barangsiapa tidak mendapatkan 10 sebab penangkal Azab tersebut, maka janganlah ia mencela melainkan dirinya sendiri.

(Lihat Majmu’ Fatawa Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah Juz X Hlm.45).

قال شيخ الإسلام ابن تيمية – رحمه الله تعالى – :

المُؤمِن إذا فَعَلَ سَيِّئَةً فَإنَّ عُقوبَتِهَا تَندَفَعُ عَنهُ بِعَشرَةِ أسبَابٍ:

١- أن يَتُوبَ فَيَتُوبُ اللَّهُ عَلَيهِ، فَإنَّ التَائِب مِنَ الذَنبِ كَمَن لا ذَنبَ لَه،

٢- أو يَستَغفِر ، فَيُغفَرُ لَهُ،

٣- أو يَعمَلَ حَسنَاتٍ تَمحُوهَا، فَإنَّ الحَسنَاتِ يُذهِبنَّ السيئَات،

٤- أو يَدعُو لَهُ إخوَانُهُ المُؤمِنُونَ وَيستَغفِرُونَ لَهُ حَيًا ومَيتًا،

٥- أو يُهدُونَ لَهُ مِن ثَوَابِ أعمَالُهُم مَا يَنفَعُهُ اللَّه بِهِ،

٦- أو يَشفَعُ فِيهِ نَبِيِّهِ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ،

٧- أو يَبتَلِيَهِ اللَّهُ تَعَالى فِي الدُّنيَا بِمَصائِب تُكَفِرُ عَنهُ،

٨- أو يَبتَلِيَهُ فِي البَرزَخِ بِالصَعقَةِ فَيُكَفِرُ بِهَا عَنهُ،

٩- أو يَبتَلِيَهُ فِي عَرَصاتِ القِيَامَة مِن أهوَالِهَا بِما يُكَفِرُ عَنهُ،

١٠- أو يَرحَمُهُ أرحَمُ الرَاحمِين، فَمن أخطَأتهُ هَذِهِ العَشرَةِ فَلا يَلُومَنَّ إلا نَفسَه.

[“مجموع الفتاوى”(٤٥/١٠)]

SIKAP BIJAK DAN LEMAH LEMBUT DALAM MENGAJAR DAN BERDAKWAH

Bismillah. Pada dasarnya seorang guru dan da’i hendaknya menghiasi dirinya dengan akhlak yang mulia. Terlebih lagi ketika ia berdakwah kepada Allah dan mengajarkan ilmu yang bermanfaat, maka hendaknya ia lebih mengedapankan sikap bijak, sabar, lemah lembut dan kasih sayang kepada murid-murid dan obyek dakwahnya, agar kebaikan dan kebenaran yang didakwahkan dan diajarkannya dapat diterima dan diikuti oleh mereka dengan ijin Allah Ta’ala.

✓ Hal ini berdasarkan firman Allah Ta’ala:

فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ اللّهِ لِنتَ لَهُمْ وَلَوْ كُنتَ فَظًّا غَلِيظَ الْقَلْبِ لاَنفَضُّواْ مِنْ حَوْلِكَ

“Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka akan menjauhkan diri dari sekelilingmu.” (QS. Ali Imran: 159)

✓ Dan juga berdasarkan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam:

ﻳَﺴِّﺮُﻭﺍ ﻭَﻟَﺎ ﺗُﻌَﺴِّﺮُﻭﺍ ﻭَﺑَﺸِّﺮُﻭﺍ ﻭَﻟَﺎ ﺗُﻨَﻔِّﺮُﻭﺍ

“Mudahkanlah dan jangan mempersulit, berikan kabar gembira dan jangan membuat manusia lari” (HR. Al-Bukhari)

✓ Dan juga berdasarkan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam:

إِنَّ الرِّفْقَ لَا يَكُونُ فِي شَيْءٍ إِلَّا زَانَهُ وَلَا يُنْزَعُ مِنْ شَيْءٍ إِلَّا شَانَهُ

“Sesungguhnya sifat lemah lembut itu tidak berada pada sesuatu melainkan dia akan menghiasinya (dengan kebaikan). Sebaliknya, tidaklah sifat itu dicabut dari sesuatu, melainkan dia akan membuatnya menjadi buruk.” (HR. Muslim)

»» Memang tidak bisa dipungkiri bahwa dakwah dan mengajar juga bisa dilakukan dengan sikap tegas (bukan keras dan kaku) pada keadaan tertentu, dan dengan catatan harus mempertimbangkan antara sisi maslahat dan mafsadahnya.

»» Oleh karenanya, seorang guru dan da’i disamping menguasai ilmu syar’i, ia juga hendaknya menguasai FIQIH DAKWAH dengan baik dan benar sebagaimana yang telah dicontohkan oleh Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam.

NASEHAT SYAIKH BIN BAZ RAHIMAHULLAH KEPADA KITA SEMUA

MARILAH BERAMAL DEMI MENGGAPAI KEHIDUPAN DAN KENIKMATAN ABADI DI AKHIRAT

(Nasehat Emas Syaikh Bin Baz Untuk Kita Semua)

» Syaikh Abdul Aziz Bin Baz rahimahullah mengatakan;

✓ Kalau bukan karena karunia Allah padamu, niscaya engkau akan menjadi lebih buruk dari keadaanmu saat ini.

✓ Jika engkau seorang fakir miskin, maka sekiranya bukan karena karunia Allah padamu, niscaya keadaanmu akan menjadi lebih buruk,

✓ Jika engkau seorang yang berbadan cebol (sangat pendek), maka sekiranya bukan karena karunia Allah padamu, niscaya engkau akan menjadi lebih buruk,

✓ Jika engkau seorang yang buruk rupa, maka sekiranya bukan karena karunia Allah padamu, niscaya engkau akan menjadi lebih buruk lagi, dan demikianlah kenyataannya.

✓ Maka setiap orang hendaknya (bersyukur dengan) memuji Allah atas segala hal yang Dia anugerahkan kepadanya, yaitu berupa kenikmatan yang besar dan kebaikan yang sangat banyak.

✓ Dan hendaknya ia bersikap istiqomah dalam menjalankan ketaatan kepada Robb-Nya.

✓ Dan hendaknya ia menjaga perintah-perintah Allah dan menjauhi larangan-larangan-Nya.

✓ Dan hendaknya ia memohon kepada Allah agar senantiasa istiqomah (sabar dan tegar) di atas kebenaran.

✓ Dan hendaknya ia juga memohon kepada-Nya akhir hidup yang baik (Husnul khotimah).

✓ Dunia ini adalah tempat beramal ibadah. Dan kehidupanmu di alam dunia ini hanya bersifat sementara dan sebentar. Sedangkan tempat tinggal dan kehidupanmu (yang hakiki dan abadi) ada di hadapanmu.

✓ Maka beramallah untuk kehidupanmu yang kekal dan kenikmatan yang langgeng (di negeri akhirat).

✓ Adapun alam dunia ini maka akan sirna. Kenikmatannya akan lenyap. Keburukan dan kebaikannya akan lenyap. Kefakiran dan kekayaannya juga akan lenyap. Dan semuanya (yang ada di dunia ini) akan lenyap.

✓ Di hadapanmu ada suatu negeri, yang mana nikmat dan azabnya bersifat kekal (yaitu negeri akhirat).

✓ Oleh karena itu, beramallah untuk kehidupanmu di negeri (akhirat) yang kenikmatannya bersifat kekal. Dan waspadalah terhadap negeri (dunia) yang keburukan dan azabnya akan sirna.

Diterjemahkan oleh Muhammad Wasitho Abu Fawaz , Pimpinan Pondok Pesantren Islam Al-Ittiba’ Klaten – Jawa Tengah

» Nasehat Emas Syaikh bin Baz rahimahullah (berbahasa Arab) dapat didengarkan di link berikut ini, Klik:

https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=4018450291501424&id=100000094770603

INI BUKTI KEIMANAN, BUKAN RIYA’

Bukanlah termasuk perbuatan riya’ apabila hati seorang muslim dan muslimah merasa senang dan bahagia tatkala melakukan amal kebaikan. Karena itu adalah bukti keimanan.

✓ Hal ini berdasarkan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

«من سرته حسنته وساءته سيئته فذلك المؤمن».

“Barangsiapa bersuka cita dengan kebaikannya dan bersedih dengan keburukannya, maka ia adalah seorang mukmin.” (HR. At Tirmidzi no.2165, dan di-Shohih-kan oleh Syaikh Al-Albani rahimahullah dalam Shohih At-Tirmidzi).

✓ Syaikh Muhammad bin Sholih Al-‘Utsaimin rahimakumullah berkata:

فإذا رأيت من نفسك أن صدرك ينشرح بالطاعة، وأنه يضيق بالمعصية فهذه بشرى لك، أنك من عباد الله المؤمنين ومن أوليائه المتقين

“Apabila engkau melihat dirimu, bahwa dadamu merasa lapang (dan senang) tatkala melakukan ketaatan (kepada Allah), dan merasa sempit (dan sedih) tatkala berbuat maksiat (kepada Allah), maka sesungguhnya ini adalah kabar gembira bagimu (dari Allah) bahwa engkau termasuk dari hamba-hamba Allah yang beriman dan bagian dari para wali-Nya yang bertakwa.”

(Lihat Syarah Riyadhus Sholihin Juz VI Hlm.68)

Semoga Allah Ta’ala menjadikan kita semua sebagai hamba-hamba-Nya yang Istiqomah di atas keimanan dan ketakwaan. Aamiin

4 SEBAB KEBAHAGIAAN SEORANG HAMBA DI DUNIA

MANUSIASANGAT BUTUH KEPADA ILMU SYAR’I DARIPADA KEPADA MAKANAN DAN MINUMAN

INFO PENERIMAAN SANTRI BARU PONDOK PESANTREN ISLAM AL-ITTIBA’ KLATEN JAWA TENGAH TAHUN PELAJARAN 2021-2022

INFO_PPDB_SMP_DAN_SMA

Pondok Pesantren Islam Al-Ittiba’ #KLATEN_JAWA_TENGAH

(TAHUN PELAJARAN 2021/2022)

(Pimpinan : Muhammad Wasitho Abu Fawaz)

(BERIJAZAH PEMERINTAH + IJAZAH PROGRAM TAHFIZH AL-QUR’AN)

SK. DIKNAS Nomor : 421.3/2384/12/2018

✓ SK. Kementerian Agama Nomor 170 Tahun 2015, NSPP : 510033100055

🔸 #PROSEDUR_PENDAFTARAN:

1). Membayar biaya pendaftaran sebesar:
Rp.400.000,-

Biaya pendaftaran ditransfer ke:
🏧 BCA:
📌 No. Rekening: 8265 190 100
a/n : YAYASAN MAJELIS HADIS

2). Mengirimkan bukti transfer melalui WhatsApp:
🔻 0813 2823 5188 (Mas Panji Kusuma, SE)

🔸 #WAKTU_PENDAFTARAN:

1). Pendaftaran : 27 November 2020 – 8 Januari 2021

2). Tes Masuk : Sabtu, 9 Januari 2021

3) Pengumuman Kelulusan : 12 Januari 2021

4) Daftar Ulang : 13 – 20 Januari 2020

📮 #ALAMAT_PONDOK_PESANTREN:

✓1. Desa Tlogorandu RT.03 RW.05 Kecamatan Juwiring, Klaten (Pondok Putra)

✓2. Dusun 1 Desa Kwarasan, Kecamatan Juwiring, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah (Pondok Putri)

☎ #Hotline_24_Jam:
0821-3776-7749
(Ustadz Ekhsan Irawansyah, M. Hum)

INILAH CATATAN AMALKU

INILAH KITAB CATATAN AMALKU

Diantara hal yang akan ditimbang oleh Allah pada hari Kiamat adalah kitab atau lembaran-lembaran catatan amal perbuatan manusia yang baik maupun yang buruk sepanjang hidupnya di dunia sampai ia meninggal dunia.

Dan yang akan menentukan beratnya timbangan adalah keimanan dan ketaqwaan seorang hamba kepada Allah Ta’ala.

Berikut ini adalah potongan #ceramah_singkat dengan durasi #6_menit.

Semoga menjadi ilmu yang bermanfaat.

BAHAYA MENOLAK KEBENARAN

KEWAJIBAN MENERIMA DAN MENGIKUTI KEBENARAN

Kebenaran mutlak (Al-Haq) datang hanya dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Oleh karena itu, al-Haq (Kebenaran) tidak diambil kecuali dengan petunjuk Kitab Allah (Al-Qur’an Al-Karim) dan Sunnah Rasul-Nya Shallallahu ‘Allaihi Wasallam.

Dan sepantasnya orang-orang yang sudah mengetahui kebenaran, hendaknya mereka menerima dan mengikutinya, dan jangan sekali-kali berpaling darinya dan mengingkarinya.

AHLI IBADAH YANG BANGKRUT DAN MASUK_NERAKA

Bismillah. Berdasarkan kabar valid dan otentik yang datang dari Allah dan Rasul-Nya shallallahu alaihi wasallam di dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah bahwa di negeri akhirat kelak terdapat sekian banyak golongan manusia yang bangkrut pahala ibadahnya dan terjerumus ke dalam jurang neraka, padahal mereka dahulu sewaktu hidup di dunia rajin dan semangat dalam beribadah kepada Allah Ta’ala.

Gerangan apakah yang menjadikan mereka bangkrut pahala ibadahnya, lalu disiksa di dalam kobaran api neraka?

✓ Berikut jawabannya dalam potongan ceramah singkat yang disampaikan di masjid Pondok Pesantren Tahfizh Al-Qur’an “Mu’adz bin Jabal” di Lombok Utara, NTB.

Durasi: (4 menit 6 detik)

Ceramah_Singkat

Semoga menjadi ilmu yg bermanfaat.

KLIK:

6 TIPS AGAR BISA BERAKHLAK MULIA

1. Mempelajari Aqidah Tauhid dengan baik dan benar.

2. Bersemangat dalam menuntut ilmu syar’i.

3. Mengetahui keutamaan orang yang berakhlak mulia.

4. Berteman dekat dengan orang-orang sholih.

5. Banyak mengingat kematian.

6. Berdoa kepada Allah agar dijadikan sebagai hamba-Nya yang baik akhlaknya.

Ceramah_Ilmiah_Singkat

Durasi: (5 menit 21 detik)

Di masjid Salman Al-Farisi,
Desa Semparu, Lombok Tengah, NTB

Semoga menjadi ilmu yang bermanfaat.

KLIK:

KISAH ABU HURAIRAH MENANGIS MENJELANG KEMATIANNYA

Oleh: Muhammad Wasitho Abu Fawaz

أبو هريرة -رضي الله عنه- “بكى في مرضه، فقيل له: ما يبكيك؟ فقال: “أما إنه لا أبكي على دنياكم هذه، ولكن أبكي على بعد سفري، وقلة زادي، وإني أصبحت في صعود مهبط على جنة أو نار، لا أدري إلى أيهما يؤخذ بي”
[صفة الصفوة، لابن الجوزي, وجامع العلوم والحكم لابن رجب]

Abu Hurairah radhiyallahu’anhu (seorang Sahabat Nabi) menangis sewaktu sakit (menjelang kematiannya). Maka ditanyakan kepada beliau, “Hal apakah yang membuatmu menangis?!”. Maka beliau menjawab, “Aku menangis bukan gara-gara (harta dan kemegahan) dunia kalian (yang akan kutinggalkan) ini. Namun, aku menangis karena jauhnya perjalanan yang akan aku lalui (ke negeri akhirat), sedangkan bekal amalku sangat sedikit, sementara bisa jadi sebentar lagi aku harus mendaki jalan ke surga atau neraka, dan aku tidak tahu akan ke manakah digiring diriku nanti?”._

(Lihat Shifatu Ash-Shafwah karya Ibnul Jauzi rahimahullah, dan Jami’ul ‘Ulum Wal Hikam karya Ibnu Rojab rahimahullah)

PELAJARAN PENTING:

  1. Setiap manusia yang hidup di dunia ini pasti akan merasakan kematian, bagaimana pun keadaannya, dan dimana pun ia berada dengan cara apapun dan pada waktu yang telah Allah tetapkan.

Hal ini berdasarkan firman Allah Ta’ala:

كُلُّ نَفْسٍ ذَآئِقَةُ الْمَوْتِ وَإِنَّمَا تُوَفَّوْنَ أُجُورَكُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَمَنْ زُحْزِحَ عَنِ النَّارِ وَأُدْخِلَ الْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلاَّ مَتَاعُ الْغُرُورِ

“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan.” (QS. Ali Imran: 185).

Dan firman-Nya pula:

أَيْنَمَا تَكُونُوا يُدْرِككُّمُ الْمَوْتُ وَلَوْ كُنتُمْ فِي بُرُوجٍ مُشَيَّدَةٍ

“Dimana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh.” (QS. An-Nisa’: 78).

  1. Para sahabat Nabi banyak menangis karena merasa sangat takut amal-amal sholih yang mereka kerjakan tidak ada yang diterima oleh Allah, padahal mereka adalah generasi yang dibimbing dan dididik langsung oleh Rasulullah shalallahu alaihi wasallam serta telah mendapatkan pujian dan keridhoan dari Allah Ta’ala.

Lalu bagaimana dengan diri kita yang senantiasa merasa aman dan tenang, padahal hampir setiap saat kita terjatuh dalam kelalaian dan kemaksiatan serta sangat sedikit dan malas dalam beramal sholih?

  1. Kewajiban kita yang beriman kepada Allah dan hari Kiamat (yakni hari perhitungan dan pembalasan amal), adalah senantiasa bersemangat dalam mempersiapkan bekal sebanyak-banyaknya untuk perjalanan kita yang sangat jauh setelah kematian menuju ke negeri akhirat yang kekal abadi.

Dan sebaik-baik bekal perjalanan ke negeri akhirat adalah Iman dan Takwa kepada Allah.

Allah Ta’ala berfirman:

وَتَزَوَّدُوا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَى

“Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa.” (QS. Al-Baqarah: 197)

Semoga menjadi ilmu yang bermanfaat. Aamiin

(Sukoharjo, 17 November 2020)

CERAMAH SINGKAT

DURASI: (4 menit 31 detik)

KLIK:

3 CIRI UTAMA ORANG SHOLIH

Seorang muslim yang Sholih memiliki ciri-ciri yang sangat banyak. Namun diantara ciri-cirinya yang paling utama adalah sebagaimana berikut ini:

  1. MEMILIKI AQIDAH ISLAM YANG LURUS

Yakni Aqidah atau keyakinannya sebagaimana Aqidah Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam dan para sahabat beliau, serta bersih dari segala noda kekafiran dan kemusyrikan.

  1. BERIBADAH KEPADA ALLAH SESUAI TUNTUNAN RASULULLAH SHALLALLAHU ALAIHI WASALLAM

Yakni tata cara ibadahnya senantiasa mengikuti petunjuk Nabi Muhammad shalallahu alaihi wasallam yang ada di dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah, dan menjauhi segala macam bid’ah dalam perkara agama.

  1. BERAKHLAK MULIA DALAM BERMU’AMALAH DENGAN MANUSIA

Yakni ia senantiasa menghiasi dirinya dengan budi pekerti yang baik dan sifat-sifat terpuji dalam berinteraksi dengan manusia sebagaimana yang diajarkan oleh Allah dan Rasul-Nya di dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah.

DURASI_CERAMAH: (1 Menit 32 Detik)